Mumpung Masih Muda
Sebuah tulisan dr pak Hanafi Rais (putra pertama Amin Rais) taken from www.jamilazzaini.com
Saya teringat beberapa waktu yang lalu, sudah agak lama, dengan sebuah pesan yang menurut saya sangat dalam maksudnya.
Pesan
itu mengatakan, “mumpung kalian masih diberi usia muda oleh Tuhan,
gunakanlah kemudaanmu itu untuk membiasakan diri dengan ibadah-ibadah
yang berat”.
Kenapa malah yang berat? Bukankah masa muda itu masa yang seharusnya enjoy, seneng-seneng, kok malah yang berat-berat?
Jawaban
pesan tadi, “karena suatu saat kamu menua dan jadi lansia, maka ibadah
yang tadinya terlihat berat akan jadi terasa enteng kamu jalankan”.
Rasanya benar juga. Nikmat Tuhan yang dianugerahkan kepada kita ini mustahil terhitung oleh kemampuan memori dan akal kita.
Di
saat kita sehat, ada yang sedang sakit. Di saat kita gampang menghirup
udara bebas dengan gratis, ada yang harus membayar oksigen untuk
bernapas karena sakitnya.
Di saat kita diberi kenyang, ada yang sedang kelaparan. Di saat kita berkecukupan, ada yang kekurangan. Dan seterusnya.
Cara kita mensyukuri rezeki dan nikmat yang unlimited dari Tuhan itu ya hanya dengan beribadah yang serius.
Kita bahagia karenaa bersyukur dan bersyukur kita itu caranya dengan beribadah yang sungguh-sungguh.
Perlu
kita ingat juga, ibadah itu bukan ‘alat tukar’. Kita ingin harta, kita
ingin jodoh, kita ingin karir, kita ingin mobil, kita ingin pekerjaan,
kita ingin profit bisnis, lantas kita ibadah mempeng via shalat,
sedekah, ngaji. Itulah ibadah sebagai ‘alat tukar’.
Apa ya salah
yang seperti itu? Ya jelas tidak salah. Kalau memang kita baru sampai
pada tahap beribadah sebagai ‘alat tukar’ ya harus kita syukuri daripada
kita tidak tergerak sama sekali untuk beribadah padahal sudah banyak
sekali nikmat Tuhan yang kita cecap.
Tapi yakinlah suatu saat cara kita beribadah pasti akan naik kelas.
Seperti
pesan di pembuka tulisan ini tadi, makin banyak nikmat yang sudah kita
rasa, sudah kita cecap, sudah kita serap habis, maka petuah tadi
mengatakan agar kita, mumpung masih muda, merengkuh ibadah yang
‘berat-berat’ juga supaya di saat tua dan lansia kita tidak berat
menjalankannya.
Mumpung masih muda, diberi tulang yang kuat,
dengkul yang cukup minyak, space memori yang masih luas, dan energi yang
meluap-luap, pikiran yang selalu melanglang buana, maka manfaatkanlah
itu semua untuk terbiasa dengan ibadah yang ‘berat’:
~Tahajud tiap hari.
~Sunat rawatib sepanjang shalat wajib.
~Puasa dawud sepanjang tahun.
~Sedekah rutin tiap hari.
~Ngaji tiap hari.
Tidak hanya ibadah yang madhah, yang ghairu madhah pun sama:
~ Menolong dhuafa dan anak yatim.
~ Iqra’ tiap hari untuk hal yang bermanfaat.
~ Berfikir untuk keperluan sosial, bertindak untuk menebar manfaat.
Mumpung
masih muda, ngelakoni yang ‘berat’ tadi itu hanya berat di awal saja,
selebihnya akan ringan dan menggembirakan karena akan banyak ditemui
keajaiban-keajaiban dari langit.
Mengapa?
Karena Tuhan sudah terlanjur cinta dengan lakumu itu.
Namanya juga sudah cinta, apapun yang kamu harap, bahkan hanya dibatin saja, maka Tuhan memenuhinya. :)
Yuk, sama-sama belajar :)
Komentar
Posting Komentar