For my shalihah friend, Sri Andriyani.
Ini cerita untuk teman sekamar asramaku (tempat tidur asraama waktu itu bertingkat. Aku ditempat tidur bawah, Sri Andriyani atau biasa dikenal Andri tidur ditempat tidur atas).
10 hari yang lalu adalah hari terakhir aku berbicara denganmu. Ketika terakhir kali malam itu aku menemanimu nginep dikamar rumah sakit umum Kota Semarang. Malam itu kamu meminjam al quran (yang untungnya aku bawa pas itu) untuk membaca al quran padahal kepalamu masih sakit. Malam itu keadaanmu membaik dan aku sedikit lega karena artinya bntr lagi kamu balik ke asrama unimus tepatnya di kamar kita yaitu kamar 307.
10 hari yang lalu adalah hari terakhir aku berbicara denganmu. Ketika terakhir kali malam itu aku menemanimu nginep dikamar rumah sakit umum Kota Semarang. Malam itu kamu meminjam al quran (yang untungnya aku bawa pas itu) untuk membaca al quran padahal kepalamu masih sakit. Malam itu keadaanmu membaik dan aku sedikit lega karena artinya bntr lagi kamu balik ke asrama unimus tepatnya di kamar kita yaitu kamar 307.
Esoknya ayah dan ibumu yang sedang mengandung 5 bulan adikmu dari purwokerto naik bus datang menjengukmu. Jadi aku tidak menemanimu di rsud lagi. saat itu sangaat senang. Apalagi mendengar bahwa keadaanmu semakin membaik. Ditambah orang tuamu sangat ramah kepadaku.
Esoknya lagi ketika aku kuliah tidak sedikit teman kelasku yang bertanya tentang keadaanmu, padahal beberapa tidak terlalu kenal denganmu. Dengan tenang aku menjawab alhamdulillah, kabarmu semakin membaik.
Kuliah hari itu telah usai, aku mengaktifkan data seluler dan aku kaget ada 5 panggilan tak terjawab dan 1 pesan dari nomor yang tak dikenal. Akupun membuka isi pesan itu yang ternyata dari bunda asrama yang berisi kabar bahwa ternyata keadaanmu memburuk dan harus masuk kamar icu. Langsung saja aku meminta tolong Hani untuk mengantarkanku ke rsud ketileng. Saat disana aku bertemu dengan 2 teman kamar asramaku yang lain yaitu Mety dan Yayah. Aku melihat mereka nangis. Ketika itu aku berusaha untuk menenangkan mereka. Lalu aku bergantian dengan yang lain masuk ke icu. Waktu masuk, aku melihat dirimu yang berkulit putih bersih nan cantik sedang dipasang banyak alat, yang aku tidak paham itu alat apa aja. Aku membisiki sesuatu ketelingamu. Entah apakah kamu mendengarnya atau tidak....
Aku masih ingat, tepat 25 November dihari yang menandakan umurku berkuramg. Kamu dan teman2 ku yang lain memberi surprise untukku. Aku sangat terharuu...karena saat itu kamu sakit tapi masih sempat ikutan ngasih surprise. Kini ketika mengingat momen itu aku sedih menyadari bahwa foto surprise ultahku itu kita terakhir foto bersama. :’(
Aku masih ingat, setiap tengah malam kamu dan aku pergi kekamar mandi bareng untuk wudhu sholat tahajud karena kamar kita yang paling jauh dari kamar mandi.
Aku masih ingat juga tiap malam jumat kita baca surah al kahfi bareng2.
Aku masih ingat ketika awal awal kamu sakit dulu kamu tidak mau dibawa kerumah sakit karena mengira kamu sakit kepala hanya karena minus mata kamu naik dan dengan bodohnya aku mengiyakan kata-katamu.
Aku masih ingat akhirnya aku berhasil membujukmu untuk mau berobat dan akhirnya aku sama kamu ke rsud pake motornya upeh. Tapi karena dokter menyarankan kamu harus tes ini itu yang kamu mengira dokternya salah diagnosa. Lalu Kamu tidak mengikuti saran dokter untuk tes ini itu. Dan dengan bodohnya aku mengiyakan kata katamu
Aku masih ingat ketika keadaanmu semakin parah kamu masih berusaha sholat tapi susah untuk sujud.
Aku masih ingat selama kamu sakit kamu sering dibelikan bubur kacang hijau, sate kambing, dan ati ampela goreng.
Aku masih ingat ketika keadaanmu semakin parah sampai kamu pingsan saat itu kamu mengenakan baju tidur warna coklat. aku langsung menghubungi mba Dewi karena dia yang pas itu orang yang punya mobil dan bisa dihubungi saat itu. Lalu bunda asrama menyuruhku untuk mengganti pakaianmu dengan baju lengan panjang. Ya dengan cepat aku memakaikanmu baju oren dan rok oren batikku. Setelah itu pak satpam asrama yang menggendongmu dari lantai 3 sampaai mobil.
Tidak kusangka itu semua adalah hari hari terakhir bersamamu..
Tidak kusangka hari ini kamu pergi meninggalkan kami semua untuk selamanya.
Bnyak yang bilang aku adalah temanmu yang paling tegar, karena ketika kepergianmu aku tidak terlihat mengeluarkan air mata. Sedangkan temanmu yang lain bahkan Mety dan Yayah nangis sampai pingsan saat mendengar kamu bisa bertahan hidup karena alat. (Padahal dibalik ketegaran diriku ini sebenarnya aku tidak setegar itu gaes :( )
dokter mengatakan prognosis buruk dan menyarankan alat dilepas dan kami harus meingkhlaskanmu. Lalu orang tuamu memintaku untuk menjadi salah satu saksi untuk menandatangani untuk menyetujui alat alat medis yang ditubuhmu dilepas. (Ternyata gak cuman persetujuan dari orang tua saja) Orang tuamu juga berterima kasih kepadaku karena aku menjagamu ketika sakit. Tetapi sebenarnya dibalik itu banyak penyesalan2 ku :( beberapa diantaranya aku waktu itu beberapa kali dengan bodohnya mengiyakan kata-katamu. Padahal seharusnya ini itu :( tapi ini semua adalah qodarullah :(
Maafkan aku yang tidak bisa mengantarkan ke peristirahatan terakhirmu. Aku saat ingin tetapi dosenku tidak memberiku ijin untuk ikut ujian osce susulan, artinya jika aku tidak ikut ujian aku harus ngulang disemester depan.
Maafkan aku yang lebih memilih ujian. Tapi insyaallah aku akan bersilaturahim ke rumah orang tuamu dipurwokerto suatu hari nanti.
Maafkan aku tidak maksimal menemanimu selama sakit.
Komentar
Posting Komentar