Hafshoh binti Umar



Bismillahirrahmanirrahim


📚  Doa Memohon ilmu yg bermanfaat 


ﺍﻟﻠﻬُﻢَّ ﻋﻠِّﻤﻨﺎ ﻣَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻨﺎ ﻭَﺍﻧْﻔَﻌْﻨﺎ ﺑِﻤﺎ ﻋَﻠَّﻤﺘَﻨَﺎ ﻭﺯِﺩْﻧَﺎ ﻋِﻠﻤﺎ



Allahumma ‘allimna ma yanfa ‘una, wa anfa ‘na bima ‘allamtana wa zidna ‘ilma.


“Ya Allah, tolong kami ajari apa yang bermanfaat bagi kami, bantu kami mendapatkan manfaat dari apa yang Engkau bantu untuk kami pelajari, dan mudahkanlah kami tuk memahaminya.”


📚 Doa bersyukur telah diberi petunjuk 


ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ


“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (kebaikan) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.”


📚 Doa memohon ilmu yg bermanfaat 


 اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً


Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.


Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.


📚 Do’a dimudahkan segala urusan 


   رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي  وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي  يَفْقَهُوا قَوْلِي


 ‘Robbis rohlii rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’   


[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)


Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat kita diberikan Allah kesempatan untuk duduk di majelis ilmu ini adalah sebuah rejeki. Bersyukurlah atas nikmat ini. Dan semoga Allah istiqomahkan kita dalam menuntut ilmu. Aamiin Allahumma aamiin.


📚 Ibunda Hafshah binti Umar bin Khaththab


Hafshah binti Umar bin Khaththab adalah putri seorang laki-laki yang terbaik yaitu Umar bin Khaththab. Umar bin Khaththab adalah seorang penguasa yang adil. 


Nasab Ibunda Hafshah 


Nama lengkap Hafshah adalah Hafshah binti Umar bin Khaththab bin Naf’al bin Abdul-Uzza bin Riyah bin Abdullah bin Qurt bin Rajah bin Adi bin Luay dari suku Arab Adawiyah.


Nama Ibunya adalah Zainab binti Madh’un bin Hubaib bin Wahab bin Hudzafah, saudara perempuan Utsman bin Madh’un.


Ibunda Hafshah dilahirkan pada tahun yang sangat terkenal dalam sejarah orang Quraisy, yaitu ketika Rasullullah . memindahkan Hajar Aswad ke tempatnya semua.


Lahirnya Ibunda Hafshah binti Umar bin Khaththab, bertepatan juga lahirnya Fathimah az-Zahra, putri bungsu Rasulullah.


Mendengar bahwa yang lahir adalah bayi wanita, Umar sangat resah, sebagaimana kebiasaan bapak-bapak Arab Quraisy ketika mendengar berita kelahiran anak perempuannya. Waktu itu mereka menganggap bahwa kelahiran anak perempuan telah membawa aib bagi keluarga.


Ibunda Hafshah adalah sosok yang pandai dalam membaca dan menulis, yang mana ketika itu kemampuan tersebut belum lazim dimiliki oleh kaum perempuan.


Ibunda Hafshah menikah dengan seorang pemuda bernama Khunais bin Hudzafah as-Sahami. Seperti kita ketahui saat itu terjadi Peperangan pertama umat Islam dengan kaum musyrik Quraisy adalah Perang Badar. Dalam peperangan ini, Allah telah menunjukkan kemenangan bagi hamba- hamba-Nya yang ikhlas sekalipun jumlah mereka masih sedikit. Khunais termasuk salah seorang anggota pasukan muslimin, dan dia mengalami luka yang cukup parah sekembalinya dari peperangan tersebut.


Karena luka yang parah, suami Ibunda Hafshah yaitu Khunais sebagai syahid dalam peperangan pertama melawan kebatilan dan kezaliman.


Umar sangat sedih karena anaknya telah ditinggal suaminya pada usia yang sangat muda, sehingga dalam hatinya terbetik niat untuk menikahkan Hafshah dengan seorang muslim yang saleh agar hatinya kembali tenang.


Umar bin Khaththab pergi ke rumah Abu Bakar dan meminta kesediaannya untuk menikahi putrinya. Akan tetapi, Abu Bakar diam, tidak menjawab sedikit pun. Ia merasa sedih kenapa Abu Bakar tidak menerima untuk menikahi putri nya.


Kemudian Umar menemui Utsman bin Affan dan meminta kesediaannya untuk menikahi putrinya. Akan tetapi, pada saat itu Utsman masih berada dalam kesedihan karena istrinya, Ruqayah binti Muhammad, baru meninggal. Utsman pun menolak permintaan Umar. Menghadapi sikap dua sahabatnya, Umar sangat kecewa, dan dia bertambah sedih karena memikirkan nasib putrinya.


Kemudian dia menemui Rasulullah dengan maksud mengadukan sikap kedua sahabatnya. Mendengar penuturan Umar, Rasulullah bersabda, “Hafshah akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Utsman dan Abu Bakar. Utsman pun akan menikah dengan seseorang yang lebih baik daripada Hafshah.” Umar kemudian memahami bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam akan meminang putrinya.


Umar merasa sangat bahagia mendengar niat Rasulullah untuk menikahi putrinya, dan kegembiraan tampak pada wajahnya.


Umar kala itu bertemu kembali dengan Abu Bakar Dan Umar menceritakan untuk bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam hendak menikahi putri nya. Lalu Abu Bakar berkata, “Aku tidak bermaksud menolakmu dengan ucapanku tadi, karena aku tahu bahwa Rasulullah telah menyebut-nyebut nama Hafshah, namun aku tidak mungkin membuka rahasia beliau kepadamu. Seandainya Rasulullah membiarkannya, tentu akulah yang akan menikahi Hafshah.”


Barulah Umar bin Khaththab sadar kenapa Utsman menolak tawaran nya, karena Utsman masih bersedih atas meninggalnya Ruqayah dan Utsman hendak menikahi Ummu Kultsum, Kisah Utsman menikah dengan Ummu Kultsum, ia mendapatkan julukan dzunnuraini (pemilik dua cahaya).


Umar bin Khaththab sangat memahami tingginya kedudukan Aisyah di hati Rasulullah. Umar kala itu berpesan kepada putrinya agar berusaha dekat dengan Aisyah dan mencintainya.


Suatu waktu Hafshah melihat Mariyah al-Qibtiyah datang menemui Nabi dalam suatu urusan. Rasulullah menyuruhnya masuk ke dalam rumah Hafshah. Melihat kejadian itu, amarah Hafshah meledak. Hafshah menangis penuh Amarah.


Rasulullah berusaha membujuk dan meredakan amarah Hafshah, bahkan beliau bersumpah mengharamkan Mariyah baginya kalau Mariyah tidak merninta maaf pada Hafshah, dan Nabi meminta agar Hafshah merahasiakan kejadian tersebut.


Kejadian itu segera menyebar, padahal Rasulullah telah memerintahkan untuk menutupi rahasia tersebut. Berita itu akhirnya diketahui oleh Rasulullah sehingga beliau sangat marah. Sebagian riwayat mengatakan bahwa setelah kejadian tersebut, Rasulullah menceraikan Hafshah, namun beberapa saat kemudian beliau merujuknya kembali karena melihat ayah Hafshah, Umar, sangat resah.


📝 Pelajaran untuk kita, jika suami mengatakan rahasiakan cerita ini, maka hendaklah kita berusaha menjaga rahasia tersebut.


Rasulullah bermaksud menceraikan Hafshah, tetapi Jibril mendatangi beliau dengan maksud memerintahkan beliau untuk mempertahankan Hafshah sebagai istrinya karena dia adalah wanita yang berpendirian teguh. Rasulullah pun mempertahankan Hafshah sebagai istrinya, terlebih karena tersebut Hafshah sangat menyesali perbuatannya.


Allah Ta’ala menurunkan ayat berikut dari peristiwa tersebut 


“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang telah Allah menghalalkannya bagimu,- kamu mencari kesenangan hati istri -istrimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kamu sekalian membebaskan diri dan sumpahmu; dan Allah adalah pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang dan istri-istrinya (Hafshah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafshah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (semua pembicaraan antara Hafshah dengan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberiitakan Allah kepadanya) dan rnenyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafshah).


Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya, ‘Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?’ Nabi menjawab, ‘Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang haik; dan selain itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula. Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda, dan yang perawan.” (Qs. At-Tahrim:1-5)


Kehidupan istri-istri Rasulullah hidup dalam keadaan sederhana, bahkan pernah tidak ada makanan sama sekali di rumah istri-istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah pernah menasehatkan kala itu mereka meminta tambahan nafkah.


Mendengar hal tersebut Umar memanggil putrinya, Hafshah, dan mengingatkannya anak nya dengan nasehat.


Rasulullah mendiamkan istri-istri hingga mereka menyadari kesalahannya, atau menceraikan mereka jika mereka tidak menyadari kesalahan. Dalam kisah tersebut turun ayat, Allah Ta’ala berfirman,


“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, jika kalian menghendaki kehidupan dunia dan segala perhiasannya, maka kemarilah, aku akan memenuhi keinginanmu itu dan aku akan menceraikanmu secara baik-baik. Dan jika kalian menginginkan (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di kampung akhirat, sesungguhnya Allah akan menyediakan bagi hamba-hamba yang baik di antara kalian pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab ayat 28-29)


Setelah kejadian itu tersebarlah kabar yang meresahkan bahwa Rasulullah telah menceraikan istri-istri beliau. Yang paling merasakan keresahan adalah Umar bin Khaththab, sehingga dia segera menemui putrinya yang sedang menangis. Umar berkata, “Sepertinya Rasulullah telah menceraikanmu.” Dengan terisak Hafshah menjawab, “Aku tidak tahu.” Umar berkata, “Beliau telah menceraikanmu sekali dan merujukmu lagi karena aku. Jika beliau menceraikanmu sekali lagi, aku tidak akan berbicara denganmu selama-lamanya.” Hafshah menangis dan menyesali kelalaiannya terhadap suami dan ayahnya.


Dari peristiwa tersebut, Umar menemui Rasulullah bukan karena anaknya, melainkan karena cintanya kepada beliau dan merasa sangat sedih melihat keadaan beliau, di samping memang ingin memastikan isu yang tersebar. Dia merasa putrinyalah yang menjadi penyebab kesedihan beliau. Umar pun meminta penjelasan dari beliau walaupun di sisi lain dia sangat yakin bahwa beliau tidak akan menceraikan istri – istri beliau. Dan memang benar, Rasulullah tidak akan menceraikan istri-istri nya. Rasulullah mengabarkan bahwa Rasulullah tidak menceraikan istri-istri nya.


📝 Nasehat Ustadzah Azizah حفظهاالله

untuk kita semua, sekecil apapun pemberian dari suami, maka syukurilah. Carilah keberkahan dari rejeki yang diberikan oleh Allah. Bisa jadi dengan yang sedikit ini menjadikan kita dekat dengan Allah. Jadilah wanita yang Qona'ah, bersyukur dengan setiap pemberi Allah.


Dari peristiwa yang terjadi, ibunda Hafshah sangat menyesal, dan ibunda Hafshah menyibukkan diri dengan memperbanyak ibadah, terutama puasa dan shalat malam.


Karya besar Hafshah bagi Islam adalah terkumpulnya Al-Qur’an. Umar bin Khatab untuk mendesak Abu Bakar agar mengumpulkan Al-Qur’an. Alhamdulillah atas pertolongan Allah terkumpulah al Qur'an hingga bisa kita baca sampai saat ini. 


Tentang wafatnya Hafshah, sebagian riwayat mengatakan bahwa Sayyidah Hafshah wafat pada tahun ke empat puluh tujuh pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abu Sufyan. Dia dikuburkan di Baqi’, bersebelahan dengan kuburan istri-istri Nabi yang lain.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

*🖊️10 Sebutan atau Laqab Huruf Hijaiyah dan Sebabnya*🖊️

ipm

Desain Preparasi Pasak