Surat Al Mudatsir



ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠَّﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ.

“Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya”
📚 Doa memohon ilmu yg bermanfaat 

 اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Allaahumma innii as-aluka 'ilman naafi'an, wa rizqon thoyyiban, wa 'amalan mutaqobbalan.

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima.
📚 Do’a dimudahkan segala urusan 

 رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي  وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي  يَفْقَهُوا قَوْلِي

‘Robbis rohlii rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ 

[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)

Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat kita diberikan Allah kesempatan untuk mentaddaburi Al Qur'an. Semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkan al Qur'an. Dan Jangan pernah meninggalkan al Qur'an.

📚 TAFSIR SURAH AL MUDATSIR

Surah Al mudatsir terdapat pada juz 29. Surah al mudatsir terdiri dari 56 ayat. Surah ini tergolong surah Makkiyyah, surah ini diturunkan sebelum Rasulullah shallallahu alaihi hijrah ke Madinah. Surah ini turun setelah surah al Alaq. Makna surah ini sama dengan surah Muzzammil yaitu berselimut. 

Akan tetapi ada perbedaan surah al mudatsir dan al Muzzammil yaitu 

▪️Makna Zammala yuzammililu yaitu sesuatu yang melekat dan memberikan ketenangan. 
▪️Makna Muzzammil yaitu sesuatu yang melekat dan bertujuan untuk berlindung.

dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

جَاوَرْتُ بِحِرَاءٍ فَلَمَّا قَضَيْتُ جِوَارِي هَبَطْتُ، فَنُودِيتُ فَنَظَرْتُ عَنْ يَمِينِي فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، وَنَظَرْتُ عَنْ شِمَالِي فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، وَنَظَرْتُ خَلْفِي فَلَمْ أَرَ شَيْئًا، فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا المَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ، فَجَئِثْتُ مِنْهُ رُعْبًا، فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ: دَثِّرُونِي فَدَثَّرُونِي، فَنَزَلَتْ: يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ إِلَى قَوْلِهِ: وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ

“Aku berdiam diri di Gua Hira. Setelah selesai, aku pun beranjak keluar dan menelusuri lembah, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku, maka aku pun menoleh ke sebelah kananku namun aku tidak melihat siapa-siapa, aku menoleh ke sebelah kiri, juga aku tidak melihat siapa-siapa, kuarahkan pandanganku ke belakang namun aku juga tidak melihat siapa-siapa. Ketika aku melihat keatas, ternyata terdapat Malaikat yang sebelumnya mendatangiku di gua Hira tengah duduk di atas kursi antara langit dan bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu aku pun segera pulang menemui keluargaku seraya berkata, ‘Selimutilah aku’. Maka keluargaku pun segera menyelimutiku.

Berdasarkan keterangan dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu. Dari Abu Salamah bin Abdirrahman ia mengatakan:

سألتُ جابرَ بنَ عبدِ اللهِ : أيُّ القرآنِ أنْزِلَ أوَّلُ ؟ فقالَ : {يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ } . فقلتُ : أنْبِئْتُ أنَّهُ : { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ} . فقالَ : لا أخْبِرُكَ إلا بمَا قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ، قالَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ : ( جَاوَرْتُ في حِراءَ ، فلمَّا قضَيتُ جِوارِي هَبَطْتُ ، فاسْتَبْطَنْتُ الوادِيَ ، فَنُودِيتُ ، فَنَظَرْتُ أمَامِي وخَلْفِي ، وعن يمِينِي وعن شِمَالي ، فإذَا هوَ جالسٌ على عرْشٍ بينَ السماءِ والأرضِ ، فَأَتَيْتُ خدِيجَةَ فقلتُ : دَثِّرُونِي وصبُّوا عليَّ ماءً بارِدًا ، وأُنْزِلَ عليَّ : { يَا أَيُّهَا المُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ} ) .

“Aku bertanya kepada Jabir bin Abdillah: ayat Al Qur’an mana yang pertama kali turun? Jabir menjawab: Yaa ayyuhal muddatsir. Abu Salamah menukas: bukanlah iqra bismirabbika? Jabir mengatakan: tidak akan aku kabarkan kecuali apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Aku berdiam diri di gua Hira’, ketika selesai berdiam, aku pun beranjak turun (keluar). Lalu ada yang menyeruku, aku pun melihat ke sebelah depan dan belakangku dan ke sebelah kanan dan kiriku. Ternyata, (yang memanggilku) ia duduk di atas Arasy antara langit dan bumi. Lalu aku bergegas mendatangi Khadijah lalu aku berkata, ‘Selimutilah aku. Dan tuangkanlah air dingin pada tubuhku’. Lalu turunlah ayat: ‘Yaa ayyuhal muddatsir, qum fa-anzhir warabbaka fakabbir (Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatakan. Dan Tuhan-mu, agungkanlah)'”” (HR. Bukhari no. 4924).

🔎QS. Al mudatsir ayat 1
 يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمُدَّثِّرُ 

Hai orang yang berkemul (berselimut),

🔎QS. Al mudatsir ayat 2
قُمْ فَأَنذِرْ 

bangunlah, lalu berilah peringatan!

Perintah untuk memperingati, bahwa risalah datang untuk memperingat umat.

Ini perintah Allah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk berdakwah. Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menerima perintah untuk berdakwah, seluruh kehidupan Rasulullah digunakan untuk berdakwah. Dan ini pun berlaku untuk kita dalam berdakwah, sebagaimana perintah Allah untuk berdakwah, Quran Surat Ali ‘Imran Ayat 104 

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Keutamaan menunjuki orang pada kebaikan, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Keutamaan dakwah di jalan Allah dan menunjukkan kebaikan kepada orang lain, baik kebaikan dunia atau akhirat.
Orang yang menunjukkan kebaikan maka akan mendapatkan pahala karena telah menunjukkan kebaikan serta pahala orang yang mengikutinya.

📝 Nasehat Ustadzah Azizah حفظهاالله
Kita hidup didunia ini cuma sebentar, karya apa yang telah kita buat, apa yang telah kita berikan kebaikan untuk orang lain, karena kelak kebaikan yang kita bagikan akan menjadi pahala jariyah.

🔎QS. Al mudatsir ayat 3
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ

dan Tuhanmu agungkanlah!

Allah memerintahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdakwah yaitu untuk mengagungkan Allah. 

Ketika kita mengajak orang lain pada kebaikan, ini menunjukkan kita sedang mengagungkan Allah. Maka jadilah kita dibarisan orang penyeru dakwah yang mulia ini.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat ini mengisyaratkan agar tujuan Nabi ﷺ berdakwah adalah untuk mengagungkan Allah.

🔎QS. Al mudatsir ayat 4
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ 

dan pakaianmu bersihkanlah,

Hendaklah ketika memulai dakwah dengan membersihkan pakaian, dan bersih dari hal yang menyimpang. Hal ini juga bagi laki-laki untuk mengangkat pakaian di atas mata kaki.

Umar bin Khatthab radhiallahu ‘anhu kepada seorang anak,
‎ارْفَعْ إِزَارَكَ فَإِنَّهُ أَتْقَى وأنقى وأبقى
“Naikkan kainmu, karena sesungguhnya itu lebih bertakwa, lebih bersih, dan lebih jauh (daripada najis).”

🔎QS. Al mudatsir ayat 5
وَٱلرُّجْزَ فَٱهْجُرْ

dan perbuatan dosa tinggalkanlah,

🔎QS. Al mudatsir ayat 6

وَلَا تَمْنُن تَسْتَكْثِرُ 

dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.

Allah mengatakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk beramal sholih tanpa mengharapkan balasan. Ketahuilah apa yang Telah Allah berikan kepada kita sungguh banyak, ketika kita berbuat baik jangan mengharap balasan. 

Jangan jadikan dakwah dengan harapan mendapatkan lebih banyak. Hendaklah luruskan niat kita dalam berdakwah. Semoga Allah balas dengan syurga tertinggi.

🔎QS. Al mudatsir ayat 7

وَلِرَبِّكَ فَٱصْبِرْ

Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Ini nasehat bagi seorang penyeru dakwah dan rintangan yang dihadapi, Allah akan melihat siapa yang istiqomah di jalan dakwah Dan siapa yang menyerah dalam dakwah. Keutamaan orang yang berdakwah, sungguh mulia. Dan bersabar jika mendapati hambatan dalam dakwah maka bersabarlah.

Sebagaimana nasehat, yang Allah sebutkan dalam firman-Nya, Dan Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman tentang perkataan Luqman kepada anaknya,

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (QS. Luqman : 17)

🔎QS. Al mudatsir ayat 8

فَإِذَا نُقِرَ فِى ٱلنَّاقُورِ

Apabila ditiup sangkakala,

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدِ الْتَقَمَ صَاحِبُ الْقَرْنِ الْقَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ، وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْظُرُ مَتَى يُؤْمَرُ

Bagaimana saya bisa bersenang-senang sementara malaikat peniup terompet telah meletakkan terompet itu di mulutnya, memiringkan dahinya, pendengarannya konsentrasi, selalu siaga kapanpun dia akan diperintahkan. (HR. Ahmad 11039, Tirmidzi 3551 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ القَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ القَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ، ثُمَّ أقْبَلَ بأُذُنِهِ يَسْتَمِعُ مَتى يُؤْمَرُ بالصَّيْحَة؟ فاشتدّ ذلك على أصحابه، فأمرهم أن يقولوا: حَسْبُنا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ، على اللهِ تَوَكَّلْنا

“Bagaimana aku bisa senang lagi tentram sementara malaikat peniup sangkakala telah meletakkan mulutnya di sangkakala (siapa untuk meniup), dan dahinya telah dimiringkan. Kemudian dia menyiapkan telinganya untuk menunggu kapan dia diperintahkan (untuk meniupnya)?” Maka hal itu membuat berat para sahabat. Maka Nabi memerintahkan kepada mereka untuk berkata, ‘Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakil ‘Alallahi Tawakalna’ (Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dialah sebaik-baik penolong dan kepada Allahlah kami bertawakal’.”

🔎QS. Al mudatsir ayat 9

فَذَٰلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ 

maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit,

Ini hari yang sulit bagi orang yang tidak beriman. Di dalam waktu yang sangat lama, di Padang Mahsyar mereka menunggu hari keputusan. Satu hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia. Namun Allah ‘Azza Wa Jalla akan meringankan hari tersebut bagi orang-orang yang beriman. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ فِى يَوۡمٍ۬ كَانَ مِقۡدَارُهُ ۥ خَمۡسِينَ أَلۡفَ سَنَةٍ۬ 

Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada waktu di mana satu hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia.” (Al-Ma’arij : 4)

Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti 50.000 tahun di dunia. Rasulullah ﷺ bersabda,

يَوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِيْنَ مِقْدَارَ نِصْفِ يَوْمٍ مِنْ خَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ فَيُهَوِّنُ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِ كَتَدَلِّي الشَّمْسِ لِلْغُرُوْبِ إِلىَ أَنْ تَغْرُبَ 

Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul ‘Alamin pada saat itu selama setengah hari dari 50.000 tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. setengah hari tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai tenggelamnya matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).

🔎QS. Al mudatsir ayat 10

عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ

bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah.

Sesungguhnya pada hari itu, hari yang sangat sulit tidak lah mudah bagi orang-orang kafir.

🔎 QS. Al mudatsir ayat 11

ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا

Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian.

Al-Walid bin al-Mughirah adalah tokoh kafir Quraisy. Ia seorang yang terpandang lagi memiliki kekayaan. Dan memiliki putra yang terpandang pula, yaitu Khalid bin al-Walid radhiallahu ‘anhu. Putranya adalah tokoh sebelum ia memeluk Islam. Dan menjadi tokoh pula setelah memeluk Islam. Sedangkan al-Walid tetap dalam kekufurannya. Dan menjadi musuh utama dakwah Islam.

Dari Ibnu Abbas bahwa al-Walid bin al-Mughirah menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah membacakan Alquran kepadanya. Sepertinya Alquran itu melembutkan kekufuran al-Walid. Kabar ini sampai ke telinga Abu Jahal. Ia pun datang menemui al-Walid.

Abu Jahal mengatakan, “Wahai paman, sesungguhnya kaummu ingin mengumpulkan harta untukmu.” “Untuk apa?” tanya al-Walid. “Untukmu. Karena engkau datang menemui Muhammad untuk menentang ajaran sebelumnya (ajaran nenek moyang).”

Al-Walid bin al-Mughirah menanggapi, “Orang-orang Quraisy tahu, kalau aku termasuk yang paling kaya di antara mereka.”

“Ucapkanlah suatu perkataan yang menunjukkan kalau engkau mengingkari Alquran atau engkau membencinya.”, kata Abu Jahal.

Al-Walid mengatakan,

وماذا أقول؟ فوالله! ما فيكم رجل أعلم بالأشعار مني، ولا أعلم برجز ولا بقصيدة مني، ولا بأشعار الجن، والله! ما يشبه الذي يقول شيئا من هذا، ووالله! إن لقوله الذي يقول حلاوة، وإن عليه لطلاوة، وإنه لمثمر أعلاه مغدق أسفله، وإنه ليعلو وما يعلى، وإنه ليحطم ما تحته

“Apa menurutmu yang harus kukatakan pada mereka? Demi Allah! Tidak ada di tengah-tengah kalian orang yang lebih memahami syair Arab daripada aku. Tidak juga pengetahuan tentang rajaz dan qashidahnya yang mengungguli diriku. Tapi apa yang diucapkan Muhammad itu tidak serupa dengan ini semua. Juga bukan sihir jin. Demi Allah! Apa yang ia ucapkan (Alquran) itu manis. Memiliki thalawatan (kenikmatan, baik, dan ucapan yang diterima jiwa). Bagian atasnya berbuah, sedang bagian bawahnya begitu subur. Perkataannya begitu tinggi dan tidak ada yang mengunggulinya, serta menghantam apa yang ada dibawahnya.”

🔎 QS. Al mudatsir ayat 12

وَجَعَلْتُ لَهُۥ مَالًا مَّمْدُودًا

Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak,

Allah memberikan banyak nikmat kepada Al-Walid bin al-Mughirah. Harta yang melimpah namun ia kufur dan menentang dakwah nabi.

🔎 QS. Al mudatsir ayat 13
وَبَنِينَ شُهُودًا 

dan anak-anak yang selalu bersama dia,

Allah Al-Walid bin al-Mughirah banyak memiliki anak, dan salah satu anak Al-Walid bin al-Mughirah yaitu Khalid bin Walîd.

🔎 QS. Al mudatsir ayat 14
وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمْهِيدًا 

dan Ku-lapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,

Allah berikan kelapangan dan keluasan rejeki pada Al-Walid bin al-Mughirah. Dan ia meminta di tambahkan lagi kelapangan rejeki.

📝 Mutiara Hikmah 
Jadilah kita penyeru kebenaran, karena dakwah adalah sesuatu yang Allah perintahkan kepada nabi dan Rasul-Nya dan semoga kita menjadi penyeru dakwah dan jejak para nabi dan Rasul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*🖊️10 Sebutan atau Laqab Huruf Hijaiyah dan Sebabnya*🖊️

Desain Preparasi Pasak

Perjalanan ke Rumah Ukhti Rinda^^