Mengajarkan Anak Etika Menghormati yang Kebih Tua dan Etika Berbicara

๐Ÿ“ Notulensi Kajian Silsilah Parenting Islami 

☀️ MENGAJARKAN ANAK ETIKA MENGHORMATI YANG LEBIH TUA & ETIKA BERBICARA

๐Ÿ“š Kitab Fiqh Tarbiyatul Anna Syaikh Musthofa Al Adawi 

๐ŸŽ™ Ustadzah Imroatul Azizah ุญูุธู‡ุงุงู„ู„ู‡


ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…     


Ustadzah membuka majelis dengan pujian kepada Allah, shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, muqodimah dan do'a-do'a.


๐Ÿ“š Doa bersyukur telah diberi petunjuk 


ูฑู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ูฑู„َّุฐِู‰ ู‡َุฏَู‰ٰู†َุง ู„ِู‡َٰุฐَุง ูˆَู…َุง ูƒُู†َّุง ู„ِู†َู‡ْุชَุฏِู‰َ ู„َูˆْู„َุงٓ ุฃَู†ْ ู‡َุฏَู‰ٰู†َุง ูฑู„ู„َّู‡ُ


“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (kebaikan) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” 


๐Ÿ“š Doa memohon ilmu yg bermanfaat  

 

 ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†ِّูŠْ ุฃَุณْุฃَู„ُูƒَ ุนِู„ْู…ًุง ู†َุงูِุนًุง، ูˆَุฑِุฒْู‚ًุง ุทَูŠِّุจًุง، ูˆَุนَู…َู„ุงً ู…ُุชَู‚َุจَّู„ุงً 

 

Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon thoyyiban, wa ‘amalan mutaqobbalan. 

 

Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima. 


๐Ÿ“š Do’a dimudahkan segala urusan 


 ุฑَุจِّ ุงุดْุฑَุญْ ู„ِูŠ ุตَุฏْุฑِูŠ ูˆَูŠَุณِّุฑْ ู„ِูŠ ุฃَู…ْุฑِูŠ  ูˆَุงุญْู„ُู„ْ ุนُู‚ْุฏَุฉً ู…ِู†ْ ู„ِุณَุงู†ِูŠ  ูŠَูْู‚َู‡ُูˆุง ู‚َูˆْู„ِูŠ


‘Robbis rohlii rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul ‘uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii’ 


[Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha: 25-28)


Alhamdulillaahil-ladzii bini'matihi tatimmush-shoolihaat kita diberikan Allah nikmat sehat, nikmat iman, nikmat aman, nikmat bisa duduk di majelis ilmu, seperti yang kita dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga kelak Allah kumpulkan kita di syurga Firdaus tertinggi aamiin Allahumma aamiin.


Shalawat beriring salam kepada nabi kita Muhammad ๏ทบ, keluarga, para sahabat beliau dan kita berdoa kepada Allah semoga kelak kita dikumpulkan dengan Rasulullah di syurga Allah yang tertinggi, Aamiin Allahumma aamiin.  


๐Ÿ“š MENGAJARKAN ANAK ETIKA MENGHORMATI YANG LEBIH TUA & ETIKA BERBICARA


๐Ÿ–‡️ MENGAJARKAN ANAK ETIKA BERBICARA 

Ketika kita diberikan Allah amanah seorang anak, maka hendaklah kita menjaganya, ikhtiar kita yaitu belajar kembali untuk menjadi orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anak keturunan nya. 


Pada zaman sekarang, kita lihat anak-anak berbicara dengan kalimat yang tidak baik dari lisan nya. Anak-anak yang baru lahir ia bisa mengungkapkan keinginan nya dengan menangis, kemudian seiring waktu anak tersebut akan banyak menyerap Kalimat dari orang tua nya. Kalimat yang pertama kali di dengar oleh anak-anak yaitu ucapan orang tua nya, kelak mereka meniru kalimat yang baisa di ucapkan orang tua nya. Ketika anak-anak dimasa kecil tidak diajarkan cara berbicara yang baik, maka kelak di masa pra baligh mereka akan mudah berbohong, mudah membantah guru nya, membully teman nya, membuka aib teman nya, ini diantara kelalaian orang tua mengajarkan adab kepada mereka dan lalai dalam mengajarkan berbicara yang baik. 

Anak-anak yang tidak di ajarkan adab, lisan anak-anak mudah menyebutkan kalimat yang tidak baik. 


Apa saja yang harus kita tanamkan kepada anak dalam adab berbicara yaitu


1️⃣. Tanamkan kepada anak, bahwa setiap yang keluar dari lisan, atau yang ia tulis semuanya akan Allah catat. 


Baik ia berbicara kebaikan ataupun keburukan semuanya di catat dan tidak ada yang luput dari Allah. Ketika anak-anak memiliki keyakinan dan tertanam bahwa ia senantiasa diawasi oleh Allah maka ia akan hati-hati dalam berbicara. Katakanlah kepada anak, jika kamu bertakwa maka berkatalah yang benar, ketika kita bicara yang benar ini adalah bukti kita mencintai Allah. Disebutkan didalam Surat Al-Ahzab Ayat 70 


ูŠَٰุٓฃَูŠُّู‡َุง ูฑู„َّุฐِูŠู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆุง۟ ูฑุชَّู‚ُูˆุง۟ ูฑู„ู„َّู‡َ ูˆَู‚ُูˆู„ُูˆุง۟ ู‚َูˆْู„ًุง ุณَุฏِูŠุฏًุง


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,


Ingatkan anak bahwa setiap yang kita ucapkan ada malaikat yang siap mencatat perkataan kita, disebutkan didalam surah qaf ayat 16-18, Allah Ta’ala berfirman,

ูˆَู„َู‚َุฏْ ุฎَู„َู‚ْู†َุง ุงู„ْุฅِู†ْุณَุงู†َ ูˆَู†َุนْู„َู…ُ ู…َุง ุชُูˆَุณْูˆِุณُ ุจِู‡ِ ู†َูْุณُู‡ُ ูˆَู†َุญْู†ُ ุฃَู‚ْุฑَุจُ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†ْ ุญَุจْู„ِ ุงู„ْูˆَุฑِูŠุฏِ . ุฅِุฐْ ูŠَุชَู„َู‚َّู‰ ุงู„ْู…ُุชَู„َู‚ِّูŠَุงู†ِ ุนَู†ِ ุงู„ْูŠَู…ِูŠู†ِ ูˆَุนَู†ِ ุงู„ุดِّู…َุงู„ِ ู‚َุนِูŠุฏٌ . ู…َุง ูŠَู„ْูِุธُ ู…ِู†ْ ู‚َูˆْู„ٍ ุฅِู„َّุง ู„َุฏَูŠْู‡ِ ุฑَู‚ِูŠุจٌ ุนَุชِูŠุฏٌ


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (16) (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17) Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 16 – 18)


Allah itu lebih dekat dari urat leher, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". Sehingga anak-anak akan berhati-hati dalam Berucap, karena Allah mengetahui apa yang dibisikkan dalam hati dan apa yang di ucapkan dalam lisan. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.


Sampaikan kepada mereka, muslim yang baik adalah muslim yang orang lain selamat dari lisan nya, disebutkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُ ู…َู†ْ ุณَู„ِู…َ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆู†َ ู…ِู†ْ ู„ِุณَุงู†ِู‡ِ ูˆَูŠَุฏِู‡ِ


“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”


Hadits lain diriwayatkan oleh Muslim no.64 dengan lafaz. 


ุฅِู†َّ ุฑَุฌُู„ุงً ุณَุฃَู„َ ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฃَูŠِّ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ุฎَูŠْุฑً ู‚َุงู„َ ู…َู†ْ ุณَู„ِู…َ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆู†َ ู…ِู†ْ ู„ِุณَุงู†ِู‡ِ ูˆَูŠَุฏِู‡ِ


“Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah orang muslim yang paling baik ?’Beliau menjawab, “Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya”.


Hendaklah kita sebagai orang tua terus menjaga lisan, karena diantara sebab banyak orang tergelincir dalam neraka yaitu sebab lisan Dan lisan juga bisa mengantarkan ke syurga. Ingatkan anak-anak pada perkara ini, menjaga lisan bisa memasukkan ke syurga, perhatikan hadist berikut, Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ู…َู†ْ ูŠَุถْู…َู†َّ ู„ِูŠ ู…َุงุจَูŠْู†َ ู„ِุญْูŠَูŠْู‡ِ ูˆَู…َุง ุจَูŠْู†َ ุฑِุฌْู„َูŠْู‡ِ ุฃَุถْู…َู†ْ ู„َู‡ُ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ

“Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”


2️⃣. Menjadikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagai suri tauladan dalam berbicara, Bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata dengan jujur, berbicara dengan penuh lemah lembut, berbicara dengan jelas, dan mudah di fahami, Rasulullah shallallahu alaihi mengajarkan, Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


ู…َู†ْ ูƒَุงู†َ ูŠُุคْู…ِู†ُ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุงู„ْูŠَูˆْู…ِ ุงْู„ุขุฎِุฑِ ูَู„ูŠَู‚ُู„ْ ุฎَูŠْุฑًุง ุฃَูˆْ ู„ِูŠَุตْู…ُุช


“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)


Sebagai muslim kita harus memiliki pilihan, jika kita tidak bisa berbicara yang baik maka diam lah, dari pada berbicara membuat kita bermaksiat kepada Allah.

Kemudian ingatkan anak-anak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan 

Sesungguhnya yang menjerumuskan orang dari neraka dari lisan nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 


ุฃَู„َุง ุฃُุฎْุจِุฑُูƒَ ุจِู…َู„َุงูƒِ ุฐَู„ِูƒَ ูƒُู„ِّู‡ِ


“Maukah Engkau aku kabarkan dengan sesuatu yang menjadi kunci itu semua?” 

Aku menjawab, “Ya, wahai Nabi Allah.” 

Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda, 

ูƒُูَّ ุนَู„َูŠْูƒَ ู‡َุฐَุง


“Tahanlah (lidah)-mu ini.” 

Aku bertanya, “Wahai Nabi Allah, (apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan?” Beliau menjawab,


ุซَูƒِู„َุชْูƒَ ุฃُู…ُّูƒَ ูŠَุง ู…ُุนَุงุฐُ، ูˆَู‡َู„ْ ูŠَูƒُุจُّ ุงู„ู†َّุงุณَ ูِูŠ ุงู„ู†َّุงุฑِ ุนَู„َู‰ ูˆُุฌُูˆู‡ِู‡ِู…ْ ุฃَูˆْ ุนَู„َู‰ ู…َู†َุงุฎِุฑِู‡ِู…ْ ุฅِู„َّุง ุญَุตَุงุฆِุฏُ ุฃَู„ْุณِู†َุชِู‡ِู…ْ


“.. Tidaklah manusia itu disungkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka, melainkan karena hasil ucapan lisan mereka.” (HR. Tirmidzi no. 2616, dinilai shahih oleh Al-Albani). 


Disebutkan juga di dalam hadits, Dari Abu Hurairah, ia berkata,


ุณُุฆِู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุนَู†ْ ุฃَูƒْุซَุฑِ ู…َุง ูŠُุฏْุฎِู„ُ ุงู„ู†َّุงุณَ ุงู„ْุฌَู†َّุฉَ ูَู‚َุงู„َ « ุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุญُุณْู†ُ ุงู„ْุฎُู„ُู‚ِ ». ูˆَุณُุฆِู„َ ุนَู†ْ ุฃَูƒْุซَุฑِ ู…َุง ูŠُุฏْุฎِู„ُ ุงู„ู†َّุงุณَ ุงู„ู†َّุงุฑَ ูَู‚َุงู„َ « ุงู„ْูَู…ُ ูˆَุงู„ْูَุฑْุฌُ »


“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).


Lisan bisa menyebabkan masuk syurga dan bisa menjerumuskan ke Neraka. Jangan sampai anak-anak mendapatkan kalimat yang tidak baik, membully ini bahkan dari orang tuanya. 


3️⃣. Menjadi orang tua yang Teladan bagi anak-anak. Ketika orang tua menjadi tauladan yang baik maka anak-anak akan meniru hal ini. Jika anak-anak melihat orang tua sering berucap kalimat mencaci maka anak-anak akan mendengar dan meniru.


Jika orang tua nya bicara yang lembut maka anak-anak pun akan meniru, 


° Misal dengan kalimat, nak.. Apakah boleh ibu meminta tolong kepada mu?

Maka ketika ia berbicara kepada teman nya maka ia pun akan berbicara ketika meminta tolong, ia akan berucap, Bolehkah kamu menolong dan membantu aku? Dan ini didapatkan anak dari orang tuanya. 


° Misal orang tua ketika melakukan hal keliru, dan mengucapkan kalimat minta maaf, maka anak pun akan mudah mengucapkan minta maaf kepada teman nya.


° Jika anak-anak melihat orang tua nya terbiasa mengucapkan kalimat thoyyibah, misal sebelum melakukan sesuatu yang baik orang tua mengucapkan "bismillah", maka ini pun akan ditiru oleh anak untuk mengucapkan bismillah. Misal juga ketika mendapatkan nikmat, orang tuanya berucap Kalimat "Alhamdulillah" , maka anak-anak pun akan mudah mengucapkan kalimat Alhamdulillah.


° Jika anak-anak terbiasa beristighfar maka kalimat anak-anak pun terucap kalimat thoyyiba. Ketika ia telat melakukan kebaikan maka ia akan mengucapkan beristighfar.


° Jika orang tua melihat orang tua nya terbiasa mengucapkan Subhanallah, Maa syaa Allah, maka anak-anak terbiasa mengucapkan sesuatu yang menakjubkan melihat sesuatu yang agung, maka ia pun akan berucap kalimat tersebut.


° Jika anak-anak terbiasa berucap kalimat yang tidak baik misal kalimat "busyeettt" maka ini tidak jauh orang tua yang biasa ia lihat mengucapkan kalimat tersebut.

Sungguh buah itu jatuh tidak jauh dari pohon nya. Sehingga apa kebiasaan anak menurun dari orang tua nya.


4️⃣. Memilihkan lingkungan yang baik, karena anak-anak mudah sekali melihat dan mencontoh apa yang ia dengar dan lihat. Walaupun anak-anak dirumah kita ajarkan kalimat dan berbicara yang baik namun jika ia bergaul dengan teman sebaya nya yang jika berbicara lisan nya tidak baik maka ini akan berpengaruh kepada anak. Lingkungan sangat berpengaruh pada lisan anak. Termasuk juga memilihkan lingkungan sekolah bagi anak. Jaga anak-anak ketika bermain, hendaklah anak-anak tidak banyak bermain diluar, atau bisa juga anak-anak lain yang main ke rumah kita. Yang diajak main ke rumah yaitu teman nya. Ini satu hal untuk menjaga anak agar tidak sembarangan dalam berbicara. Anak-anak mudah sekali menyerap kalimat yang sering ia dengar. 


5️⃣. Jika anak-anak berucap kalimat yang tidak baik maka nasehatilah dengan hikmah jangan mengutamakan emosi. Apa yang kita nasehatkan kepada anak-anak, ini akan diserap oleh anak-anak bagaimana ia beramaar ma'ruf pun akan seperti itu juga.


Anak-anak yang senantiasa di nasehati dengan kalimat yang baik, ketika ia melihat kemungkaran maka ia pun akan berusaha berucap yang baik kepada teman nya. 


Misal, ketika anak melakukan kekeliruan maka kita sampaikan dengan hikmah, 

"Nak, mohon maaf ya nak kemarin ibu mendengar kamu mengatakan sesuatu yang tidak baik? Dari mana kamu dapat kalimat seperti itu? Setelah anak menjawab maka katakan kepada mereka "ibu minta maaf kemarin tidak bisa mendampingimu dan jelaskan kepada anak bahwa itu perkataan tidak baik dan tidak untuk ditiru. Jika kita berlemah lembut maka anak-anak mudah mengungkapkan sesuatu kepada orang tua. Dan anak-anak pun akan berucap dengan lemah lembut jika orang tua berbicara lemah lembut kepada anaknya.


๐ŸŒทKetika anak berbicara yang tidak baik, hal yang kita lakukan adalah 

- Memohon ampunan kepada Allah, atas kelalaian kita dalam mendidik mereka. 

- Berdoa kepada Allah, agar anak mudah menerima nasehat dari kita. 

- Doakan lisan anak-anak kita agar ketika senantiasa berbicara dengan kalimat yang baik. 

- Anak-anak itu akan mendapatkan adab yang baik dalam berbicara jika ia melihat orang tuanya juga berbicara yang baik. 

- Teruslah memohon kepada Allah agar lisan kita pun berkata hanya yang baik saja. 

kita memohon kepada Allah, semoga kita diberi taufiq agar diberikan kemudahan untuk bersungguh-sungguh menjaga lisan, berbicara yang baik dalam berucap. 


Dan pentingnya kita bekerja sama dengan suami dalam mengajarkan anak-anak berucap dengan kalimat yang baik. Jika suami masih berucap kalimat yang kasar maka di khawatir kan anak-anak pun akan meniru hal ini. Maka kita harus kerjasama dengan pasangan untuk mendidik anak-anak dalam perkara berucap yang baik.


Apabila dahulu dimasa kecil mendapatkan pendidikan yang kurang baik dari orang tua, maka hendaknya kita tidak menyalahkan orang tua kita, tetapi yang harus kita lakukan adalah meminta kepada Allah agar kita diberikan kemudahan menjadi lebih baik lagi dan menjadi sosok teladan terutama dalam berbicara.


๐Ÿ“ Perbuatan kita akan lebih mudah di tiru anak dari pada apa yang kita ucapkan. Maka jadilah orang tua yang menjadi tauladan bagi anak, karena Anak-anak mudah sekali meniru apa yang ia lihat. 


๐Ÿ–‡️ MENGAJARKAN ANAK ETIKA MENGHORMATI YANG LEBIH TUA. 


Pasa masa sekarang banyak kita dapati anak-anak yang tidak sopan dalam berbicara kepada orang yang lebih tua, kepada orang tuanya, mereka tidak tau bagaimana cara menghormati orang tua. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam telah mengajarkan bagaimana etika kepada orang tua dan orang yang lebih tua, didalam hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebutkan dalam hadist anjuran untuk menyayangi yang lebih muda dan menghormati yang lebih Tua


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


«ู„َูŠْุณَ ู…ِู†َّุง ู…َู†ْ ู„َู…ْ ูŠَุฑْุญَู…ْ ุตَุบِูŠْุฑَู†َุง ูˆَูŠُูˆَู‚ِّุฑْ ูƒَุจِูŠْุฑَู†َุง»


“Bukanlah termasuk golongan kami, orang yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak menghormati orang yang dituakan diantara kami”. (Hadits Shahih, Riwayat, At-Tirmidzi, Lihat Shahiihul jaami’ no.5445). Maka hal ini dibangun dari diri kita untuk menyayangi yang lebih muda sehingga anak-anak pun menghormati orang tua. 


Diantara menanamkan adab etika kepada anak agar menghormati yang lebih tua yaitu 


1️⃣. Mendahulukan orang yang lebih tua. 

Dahulu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutamakan orang yang lebih tua dan memberi kesempatan kepada mereka lebih dahulu. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


ุฃَู…َุฑَู†ِูŠ ุฌِุจْุฑِูŠู„ُ ุฃَู†ْ ุฃُู‚َุฏِّู…َ ุงู„ุฃَูƒَุงุจِุฑَ


“Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang tua” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra, 173. dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/74)


Terdapat Riwayat dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:


ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„ู‡ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุขู„ِู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَุณْุชَู†ُّ ูˆَุนِู†ْุฏَู‡ُ ุฑَุฌُู„ุงَู†ِ ูَุฃُูˆุญِูŠَ ุฅِู„َูŠْู‡ِ: ุฃَู†ْ ูƒَุจِّุฑْ: ุฃَุนْุทِ ุงู„ุณِّูˆَุงูƒَ ุงู„ุฃَูƒْุจَุฑَ


“Pernah ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu diwahyukan kepada beliau untuk mendahulukan yang lebih tua, maksudnya mengambilkan siwak untuk orang yang lebih tua” (HR. Abu Daud 50, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)


Mendahulukan orang yang lebih tua diharapkan anak-anak pun mencontoh untuk mendahulukan orang yang lebih tua, termasuk dalam hal berbicara, maka dahulukan orang yang lebih tua, terdapat kisah yaitu Ketika Ibnu Umar dan para sahabat Radhiallahu’anhum sedang bersama Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, datang sekelompok orang lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:


ุฅู† ู…ู† ุงู„ุดุฌุฑ ุดุฌุฑุฉ ู„ุง ูŠุณู‚ุท ูˆุฑู‚ู‡ุง ، ูˆู‡ูŠ ู…ุซู„ ุงู„ู…ุณู„ู… ، ุญุฏุซูˆู†ูŠ ู…ุง ู‡ูŠ


“Sesungguhnya ada pohon yang daunnya tidak berguguran, dan ia merupakan permisalan seorang muslim. Pohon apa itu?”


Ibnu Umar Radhiallahu’anhu mengetahui bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma namun ia enggan mengatakannya karena ia ketika itu adalah yang paling muda. Maka ketika tidak ada yang menjawab, Rasulullah pun memberitahu jawabannya:

ู‡ูŠ ุงู„ู†ุฎู„ุฉ


“Pohon tersebut adalah pohon kurma” (HR. Bukhari 131, Muslim 2811). Dari hadits ini, tidak berbicara lebih dahulu dari orang yang lebih tua dan dihormati adalah sebuah adab yang mulia.


2️⃣. Mengucapkan salam. 

Hendaknya yang lebih muda mengucapkan salam terlebih dahulu kepada yang lebih tua,


ูˆَุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡  ู‚َุงู„َ: [ู‚َุงู„َ] ุฑَุณُูˆู„ُ ุงَู„ู„َّู‡ِ  ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ู„ِูŠُุณَู„ِّู…ْ ุงَู„ุตَّุบِูŠุฑُ ุนَู„َู‰ ุงَู„ْูƒَุจِูŠุฑِ, ูˆَุงู„ْู…َุงุฑُّ ุนَู„َู‰ ุงَู„ْู‚َุงุนِุฏِ, ูˆَุงู„ْู‚َู„ِูŠู„ُ ุนَู„َู‰ ุงَู„ْูƒَุซِูŠุฑِ  ู…ُุชَّูَู‚ٌ ุนَู„َูŠْู‡ِ.

ูˆَูِูŠ ุฑِูˆَุงูŠَุฉٍ ู„ِู…ُุณْู„ِู…ٍ: – ูˆَุงู„ุฑَّุงูƒِุจُ ุนَู„َู‰ ุงَู„ْู…َุงุดِูŠ


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah yang kecil memberi salam pada yang lebih tua, hendaklah yang berjalan memberi salam pada yang sedang duduk, hendaklah yang sedikit memberi salam pada yang banyak.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 3231, 3234, dari jalur ‘Atha’ bin Yasar; no. 6232; Muslim, no. 2160 dari jalur Tsabit bin Al-Ahnaf, bekas bukda ‘Abdurrahman bin Zaid, ketiga jalur ini dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam]

Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Dan orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan.”


3️⃣. Memberikan tempat kepada yang lebih tua. Misal dalam majelis ilmu kita lihat orang yang sudah tua maka berikan ia tempat yang nyaman bagi nya. Atau juga anak misalnya ketika sedang dijalan di tempat umum, ada orang tua yang tidak mendapatkan tempat duduk, maka kita persilahkan orang yang lebih tua itu untuk duduk, saat itu anak kita akan melihat apa yang kita lakukan, dan anak-anak jika melihat ini maka anak-anak pun akan mengikuti perbuatan kita, dan kebaikan yang kita tanamkan akan menjadi  amal jariyah dan menjadi pemberat amal kebaikan kita kelak di akhirat kelak. Dan ketahuilah Memiliki akhlak yang baik akan banyak disukai banyak orang. 


Al-Hafizh Al-'Iraqi pernah mengatakan, termasuk adab ketika kita melihat orang yang sudah sepuh atau orang yang lebih tua dengan memberikan tempat yang lapang bagi mereka. 


4️⃣. Mengangkat orang yang sepuh sebagai pemimpin. Disebutkan Qais bin ‘Ashim ketika menasehati anak-anak nya hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah dan angkatlah yang lebih tua dari kalian sebagai pemimpin, sesungguhnya suatu kaum jika mengangkat yang lebih tua sebagai pemimpin maka mereka akan mampu menggantikan kedudukan orang tua mereka. Apabila mereka mengangkat yang lebih muda maka tindakan mereka itu meremehkan orang yang lebih tua. Maka diantara cara menghormati orang yang lebih tua yaitu mendahulukan mereka untuk dijadikan sebagai pemimpin. 


Semoga Allah memberikan Taufik dan pertolongan untuk kita Mengasuh dan mendidik anak-anak keturunan kita dalam kebaikan. 

ูˆุงู„ู„ู‡ ุฃุนู„ู…ُ ๏บ‘๏บŽ ๏ปŸ๏บผ๏ปฎ๏บ๏บ


๐Ÿ“ Wellin Zarlin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

*๐Ÿ–Š️10 Sebutan atau Laqab Huruf Hijaiyah dan Sebabnya*๐Ÿ–Š️

Desain Preparasi Pasak

Perjalanan ke Rumah Ukhti Rinda^^