hsi halaqah 3 dan 4

👤 Ustadz ‘Abdullāh Roy, MA
📗 Silsilah Mengenal Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam
🔊 Halaqah 6 | Mengenal Inti Dakwah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Mengenal Inti Dakwah
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁
🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.

Inti dakwah Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan kesyirikan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ

“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)

Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.

📚 Lihat Surat Al Araf: 65, 73 & 85.

🖍  Demikian pula Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, selama 10 tahun pertama, Beliau berdakwah kepada tauhid dan mengingatkan manusia dari kesyirikan.
🖍  Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota Madinah.
🖍  Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain.
🖍  Yang demikian karena amal ibadah tidak diterima oleh Allāh kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid.
🖍  Oleh karena itu, wasiat Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam kepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk berdakwah adalah :

“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “لا إله إلا الله” dan syahādat “محمد رسول الله.” (HR Bukhāri dan Muslim)

💟 Dan sampai akhir hayat Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi umat dari kesyirikan.
💟 Lima hari sebelum Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia, Beliau mengingatkan umat Islam bahwa orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah atau masjid.
⛔ Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam melarang menjadikan kuburan sebagai masjid. (HR Muslim)
⛔ Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah TAUHID.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah berikutnya.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

‘Abdullāh Roy,
Di kota Pontianak



Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai Rasul Terakhir”.

Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allah.

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain yang juga meninggal dunia.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Ali Imran: 185)

Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:

إِنَّكَ مَيِّتٌ۬ وَإِنَّہُم مَّيِّتُونَ

“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia.” (QS Az Zumar: 30 )

Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ۬ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّـۧنَۗ

“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau adalah Rasulullah dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)

Dalil-dalil dari hadits Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat mutawatir.

Dan sebagian ulama mengatakan:
Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Nabi terakhir maka dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam agama Islam.

Diantara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Nabi yang terakhir adalah sabda Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

وإِنَّهُ سَيَكُونُ فِي أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيُّ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّينِ لَا نَبِيَّ بَعْدِي

“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Abu Dawud)

Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

وأنا العاقِبُ الَّذي ليسَ بعدَه نبيٌّ

“Dan aku adalah Al ‘Aqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”

Meskipun Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia, Allah Subhānahu wa Ta’āla akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya yaitu Al Qur’an dan juga Al Hadits dan menyiapkan para ulama yang amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Quran dan sesungguhnya Kami akan menjaganya.” (QS Al Hijr: 9)

Dan Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ

“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah).

Dan ini adalah halaqah yang terakhir dari Silsilah Mengenal Rasulullah Shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya yaitu Silsilah yang ke-4 tentang “Mengenal Agama Islam”.

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

Abdullah Roy
Di kota Pontianak


PENGERTIAN ISLAM SECARA BAHASA & SYARI’AT

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين

Halaqah yang Pertama dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Agama Islam adalah tentang pengertian Islam secara Bahasa dan Syari’at.

🕌 Islam Secara bahasa adalah penyerahan diri, 🕌 sedangkan secara istilah syari’at maka yang dimaksud dengan Islam adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla semata.

🔖 Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila :

➡ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Isa dan juga ibunya (Maryam).
➡ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh Subhānahu Wa Ta’āla.

🔖 Seorang yang beragama Islam adalah orang yang :

✅ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.
✅ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapapun selain Allāh, baik seorang Nabi, seorang Malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.

🔖 Oleh karena itu, syarat masuk ke dalam agama Islam adalah :

1⃣ Syahādat Lā ilāha illAllāh, dan juga
2⃣ Syahādat Muhammad Rasūlullāh.

SYAHĀDAT LĀ ILĀHA ILLALLĀH Artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh.

🔖 Orang yang sudah mengucapkan “Lā ilāha illAllāh” kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka berarti dia :

❌ Belum memahami makna Islam, atau
❌ Memahami akan tetapi melanggarnya, Dan keduanya adalah musibah.

🔖 Semoga Allāh Subhānahu Wa Ta’āla memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk memahami agama islam ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.


Halaqah yang kedua dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi adalah Islam”.

💟 Islâm yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allah, adalah agama para nabi. Agama mereka satu, yaitu Islam.

📗 Berkata Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm:

أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Aku ber-islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘âlamîn.” (QS. Al-Baqarah [2]: 131)

📗 Beliau dan juga Nabi Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya:

يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah (Subhânahu wa Ta’âlâ) telah memilih agama bagi kalian, maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS. Al-Baqarah [2]: 132)

📗 Berkata murid-murid Nabi Isa ‘alaihissalâm kepada beliau:

وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS. Âli ‘Imrân [3]: 52)

📗 Nabi Musa ‘alaihissalâm, beliau pernah berkata kepada kaumnya:

فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ
“Maka hendaklah kalian hanya ber-tawakkal kepada Allah kalau kalian benar-benar orang Islam.” (QS. Yunus [10]: 84)

📗 Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘alaihissalâm berkata kepada Ratu Balqis dan para pengikutnya:

أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang Islam.” (QS. An-Naml [27]: 31) 

📗 Inilah agama para nabi dan para pengikut mereka, dan Allah Subhânahu wa Ta’âlâ tidak menerima kecuali agama Islam.

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُ‌ۗ
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah adalah agama Islam.” (QS. Âli Imrân [3]: 19)

وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
“Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Âli Imrân [3]: 85)

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits shahîh:

الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِنْ عَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Para nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda, dan agama mereka satu.” (HR. Al-Bukhariy dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

وبا لله التوفيق والهداية .
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته .

Saudaramu, Abdullâh Roy



Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh.

◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:

⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram

⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.

⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.

Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, Zat Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman :

لِكُلٍّ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِﺮۡعَةً ﻭَﻣِﻨۡﻬَﺎجًا

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah: 48)

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

الأﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ ﻣِﻦْ علّاﺕٍ ﻭَﺃﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺘَّﻰ ﻭَﺩِﻳﻨُﻬُﻢْ ﻭَﺍﺣِﺪ

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)

⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.

◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman tentang Nabi Ismā’īl :

ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُ ﺃَﻫۡﻠَﻪُ ۥ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّﻛَﻮٰﺓ

“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam: 55)

Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :

ﻭَﺃَﻭۡﺻَـٰﻨِﻰ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّڪَﻮٰﺓِ ﻣَﺎ ﺩُﻣۡﺖُ ﺣَﻴًّ۬ﺎ

“Dan Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.”  (QS Maryam: 31)

◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ

◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.

Rasūlullāh ﷺ bersabda :

ﻭَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ ﻭَﻃَﻬُﻮﺭًﺍ ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣﻦ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃَﺩْﺭَﻛَﺘْﻪُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ ﻭَﺃُﺣِﻠَّﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ ﻭﻟﻢ ﺗَﺤﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﻗَﺒْﻠِﻲ

“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Itulah yang bisa kita sampaikan, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Komentar

Postingan populer dari blog ini

*🖊️10 Sebutan atau Laqab Huruf Hijaiyah dan Sebabnya*🖊️

Desain Preparasi Pasak

Perjalanan ke Rumah Ukhti Rinda^^